Kenapa hubungan bisa berakhir sia-sia?

Karena salah satu pihak ada yang merajut hubungan tanpa ada rasa. Akhirnya, semuanya berakhir sia-sia.

Lantas, kenapa ada hubungan jika tak ada niat tuk bersama?

Untuk apa merangkai rasa dan asa jika harapan yang dirajut hanyalah semu semata?

Kalaupun ada yang menjawab, mungkin jawabannya tak jauh-jauh dari

‘namanya juga ikhtiar. Ini sudah usaha untuk bersama’.

Oh really??!!

Sayang, ikhtiar itu bukan pacaran dan juga bukan membuat pasangan menunggu sesuatu yang tak pasti. Untuk anda, siapapun itu.. jika dari awal sudah tak ada kejelasan dalam hati untuknya, jangan membangun cinta dan harapan dalam hatinya. Kecewa itu bukan rasa yang bisa disembuhkan oleh waktu, ataupun dengan hadirnya pengganti yang baru. Kecewa itu akan terus membekas, kecewa akan mengakar, kecewa bisa membuat orang kehilangan kepercayaan dan mulai ragu dalam mengambil keputusan.

Tau gak sih, ketika anda membuat satu orang kecewa, itu akan berpengaruh ke orang lain.  Karena rasa kecewa yang anda buat itu secara langsung merusak kepercayaan dia ke orang lain. Rasa yakin dan percaya yang dulu ada, akan menghilang hampir kesemua orang yang ditemuinya, meskipun yang membuat dia kecewa itu hanya satu orang saja, yaitu anda.

Beranggapan bahwa cinta itu adalah hal sepele, menunjukkan bagaimana karakter anda yang sebenarnya.

‘Cinta adalah hal sepele’, sungguh anda sepertinya keliru.

Tau kan, bagaimana pengaruh cinta mampu membuat seseorang menyeberangi lautan, mampu membuat orang yang sakit menjadi sehat, membuat sedih menjadi senang, bahkan ada yang rela mengakhiri hidup hanya karena cinta, ada yang bangkit dari keterpurukan hanya karena cinta. Pengaruh cinta ini bukanlah hal yang sederhana. Anda lupa, anda lahir karena rasa cinta, cinta dari seorang Ibu ke anaknya. Tanpa rasa cinta itu, Ibu takkan berjuang antara hidup dan mati hanya untuk melahirkan anda. Cinta adalah rasa yang murni, bersih dan suci. Jangan kotori dia dengan sikap egois. Jangan rusak kesuciannya dengan perilaku yang tidak bertanggungjawab.

Jika ingin bermain-main dengan rasa, jangan ke hati… tapi ke dapur saja. Masak!!.

Ramu lah berbagai jenis bahan pangan dengan bumbu-bumbuan diatas tungku dan kompor. Itu jauh lebih bermanfaat ketimbang anda bermain dengan rasa cinta seseorang. Cinta itu bukan sesuatu yang bisa hadir ke semua orang, dalam hidup seseorang mungkin mencintai itu bisa dirasakan sekali seumur hidup saja. Jadi berpikirlah kembali jika ingin mempermainkan harapan dan ketulusan seseorang, bahaya. Itu bisa berakibat fatal.

Kembali ke pertanyaan pertama, ‘kenapa harus ada hubungan jika tak ada rasa?’.

Kenapa harus mendekati seseorang jika rasa ‘ingin bersama’ tidak pernah hadir. Jika rasa itu tidak pernah ada, jangan mendekat. Jangan menyentuh hatinya jika tak ingin serius bersamanya. Jangan mengetuk pintu yang tertutup jika anda tak ingin masuk bertamu. Intinya jangan mengganggu, selesai kan? Sederhana itu sebenarnya. Jika semua orang bisa berpikiran seperti ini, jika semua orang bisa mengontrol rasa egoisme mereka, mungkin tidak akan ada kasus bunuh diri karena cinta, mungkin tidak akan ada pertambahan pasien gangguan jiwa karena cinta, dan mungkin tidak akan ada remaja yang menghancurkan masa depannya karena cinta.

Hal sederhana bisa menjadi kompleks jika itu tentang psikis. Menyentuh sesuatu yang berwujud akan jauh lebih mudah memperbaikinya ketika rusak, ketimbang hal yang tak berwujud. Ingat, cinta itu adalah sesuatu yang ada tapi tak berwujud. Ia sama dengan fikiran, ada-tapi tak berwujud. Jika anda menyentuh hal tak berwujud dan merusaknya, bagaimana cara memperbaikinya? Untuk melihat letak dan bentuk lukanya saja sulit, bagaimana dengan cara memperbaiki ataupun menyembuhkannya? Menyembuhkan luka sakit hati tak sesederhana menyembuhkan luka lecet di kaki. Bukan sesimple membersihkannya dengan NaCL lalu mengolesi lukanya dengan salep kering. Tak sesimple itu Sayang. Menyembuhkan sakit hati seseorang bisa memakan waktu bertahun-tahun lamanya, bahkan bisa sampai seumur hidup.

Tulisan ini adalah ungkapan hati saya yang kesal dengan manusia-manusia yang hobi memainkan perasaan orang lain. Setiap saya ungkapkan rasa kesal saya, selalu dibalas dengan kalimat

sok idealis, zaman sekarang mana ada orang tulus. Orang jujur dan setia itu susah sekarang, kenapa harus setia kl orang lain juga pada gak jujur. Yah sekalian bermain aja kan.’

Permasalahannya adalah, apa anda tahu, orang yang anda temani itu adalah orang yang sama sifatnya dengan anda? Ataukah jangan-jangan orang itu justru adalah orang yang tulus dan setia. Anda tidak akan pernah tahu itu. Jika menginginkan hubungan dengan seseorang, serius dan menikahlah. Toh ujung-ujungnya menjalin hubungan juga adalah pernikahan.

Menikahlah, ajak pasangan anda menikah, bukan pacaran.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *